TNI Fungsikan Satu Kapal LPD sebagai Kapal Rumah Sakit - zitac01

Latest

BANNER 728X90

Wednesday, January 16, 2019

TNI Fungsikan Satu Kapal LPD sebagai Kapal Rumah Sakit

17 Januari 2019


KRI Semarang 594 LPD yang sementara difungsikan sebagai Kapal Rumah Sakit (photo : Masyhudi)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan pihaknya telah menyiapkan satu kapal Landing Platform Dock (LPD) untuk bersiaga terhadap ancaman bencana 2019.

Hadi mengatakan, hal itu juga telah dilaporkannya krpada Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu dalam Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Gedung Kementerian Pertahan, Jakarta Pusat, Rabu (16/1/2019).

"Dalam Renstra kedua ini akan ada penambahan kapal-kapal LPD untuk menambah kekuatan yang sekarang sudah ada," kata Hadi Tjahjanto.

Menurut dia, saat ini sudah ada kapal rumah sakit, KRI Soeharso.


KRI Semarang 594 (photo : Masyhudi)

"Penambahan kedua saat ini adalah kita memfungsikan satu LPD. Kita tempatkan beberapa kapsul atau kontainer yang bisa digunakan untuk korban bencana. Jadi praktis kita sudah memiliki dua kapal LPD, satu Soeharso satu lagi LPD yang difungsikan untuk rumah sakit," kata Hadi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kapal LPD adalah sebuah kapal perang amfibi yang meluncurkan, membawa, dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi-misi perang gerak cepat.

Kapal-kapal ini umumnya dirancang untuk membawa pasukan ke zona pertempuran lewat laut dan memiliki kemampuan membawa kekuatan udara terbatas (biasanya helikopter).


Fasilitas kesehatan dalam kontainer ditas KRI Semarang 594 (photo : Detik)

Selain itu, menurut Hadi, TNI sudah memetakan potensi wilayah yang akan terdampak tsunami dan wilayah prioritas penanganannya.

"TNI dalam hal ini dibawah BNPB sehingga TNI membentuk dua kekuatan. Pertama adalah tim untuk kesehatan, kedua adalah tim evakuasi. Yang setiap saat bisa digerakkan di manapun berada," kata Hadi.

Selain itu, ia juga telah menugaskan TNI AL untuk memeriksa peralatan pendeteksi tsunami yang berada di pesisir laut mulai dari Mentawai, Selat Sunda, sampai Nusa Tenggara Timur setelah berkoordinasi dengan para ilmuwan gempa dan tsunami.

(TribunNews)

No comments:

Post a Comment